Renminbi atau Yuan (dikenal dengan nama Renminbi (RMB) di RRT) adalah mata uang Republik Rakyat Tiongkok. Mata uang ini dicetak dan diatur penggunaannya oleh Bank Rakyat Cina. Renminbi pernah dipatok pada nilai 8,28 terhadap dolar AS selama 11 tahun hingga 21 Juli 2005.
Hal ini kemudian menimbulkan kecaman dari Amerika Serikat yang menganggap hal ini dilakukan Tiongkok untuk menjaga agar barang-barang produksi negara tersebut tetap murah di pasar internasional.
Bersamaan dengan diambangkannya kembali mata uang ringgit Malaysia, renminbi akhirnya dinilai ulang (revaluasi) pada 8,11 renminbi per 1 dolar AS pada 21 Juli 2005.
Satu yuan Renminbi dibagi menjadi 100 fen atau 10 jiao. Koin dengan nilai terkecil saat ini adalah 1 jiao.
Akhir-akhir ini mata uang China memang semakin menjadi perhatian dunia. Tidak saja bagi para ekonom, namun juga para pemimpin politik negara-negara adidaya. Konon, kunci dari solusi krisis global yang baru saja menerjang dan ketidakseimbangan ekonomi global saat ini ada pada kebijakan nilai tukar mata uang China ini.
Selama ini, Pemerintah China dianggap tidak ‘fair’ dalam menetapkan kebijakan mata uangnya. Mata uang China dijaga sedemikian rupa agar tetap ‘murah’, atau ‘undervalued’. Nilai tukar atau kurs mata uang China sejauh ini dipatok (peg) sebesar 6,77 per US Dollar.
Dengan kebijakan tadi, tak heran bila dalam persaingan perdagangan internasional, China selalu menang. Barang-barang China selalu lebih murah dari yang diproduksi di negara-negara lain. Kebijakan mata uang China ini melengkapi keungguluan biaya produksi yang murah, termasuk biaya tenaga kerjanya.
0 comments:
Posting Komentar