Selama bertahun-tahun nilai tukar
won terhadap dolar tak banyak berubah. Hal tersebut menunjukkan kontrak
devisa dan sejumlah peraturan terkait serta sanksi-sanksi keras terlah
membuat nilai won melemah. Hal ini merupakan hal yang sehat bagi pasar
gelap.
Disfungsi moneter Korea Utara didampingi masalah inflasi
parah. Pada 2009, pemerintahnya mencoba mengatasi masalah tersebut
dengan menerapkan program reformasi mata uang seperti program redemonasi
yang akan memangkas dua digit pada nominal won saat ini.
Korea
Utara diberikan setidaknya kurang dari dua minggu untuk menukar seluruh
mata uangnya ke dalam pecahan baru. Maka pemerintah membatasi kuantitas
jumlah won lama yang bisa ditukar dengan yang baru. Bagi para penduduk
Korea Utara yang menyimpan terlalu banyak mata uang, program
redenominasi merupakan program pemungutan pajak kekayaan secara efektif.
Kenyataannya,
agak mengejutkan saat reformasi mata uang menyebarkan kepanikan di
kalangan primitif Korea Utara, serta pasar-pasar barang dan jasa. Dengan
reformasi mata uang, permintaan mata uang asing dapat diakselerasi
sesuai dengan kebutuhan di pasar yang transaksinya dilakukan dengan
uang tunai. Akibatnya, nilai won anjlok akibat pasar perdagangan gelap
mata uang.
Jadi apa yang terjadi pada tingkatan harga di Korea
Utara secara keseluruhan pasca reformasi? Data nilai tukar mata uang
pasar gelam memungkinkan munculnya prediksi nilai inflasi yang
tepat.Seperti kepanikan pada 2009 memicu lonjakan inflasi di Korea
Utara.
0 comments:
Posting Komentar